lalu, ia melangkah pelan. ringan bagai tak ada beban. dengan satu pandangan syahdu ia menatapku tajam. lalu diam. hanya diam. tak mampu ucapkan sebuah kata karena jantungku yang bergetar geram. mengapa kau diam?
aku kelu, termakan waktu yang tak mau berlalu. menanti jawabanmu yang sebenarnya kutahu. dahulu, saat perbincangan ringan itu. biarlah begitu. asal biarkan cincin itu melingkar di jarimu, bukan untukku. tapi untuk kisah yang pernah berlaku.
sebuah tiara terindah di malam kala dirimu bercahaya dengan megah. sebuah halo, sebuah cincin dariku. untukmu, rembulan.
Sunday, November 25, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment